EKSTRAKSI PELARUT
I.
Tanggal Percobaan : 1 April 2013
II. Tujuan
Percobaan : - Memisahkan logam Ni dari
campurannya
denganekstraksi
pelarut
-
Menghitung
kadar Ni dalam sampel
III. Prinsip
Kerja
Sejumlah
kecil Ni dipisahkan dari campurannya dengan teknik ekstraksi pelarut, yaitu
mengekstrak Ni dalam bentuk Ni(DMG)2 (Nikel Dimetilglikosin) dari
fasa air ke dalam fasa organic (kloroform). Kemudian penentuan kadar Ni dengan
metode spektrofotometri dimana kompleks berwarna Ni(DMG)2 dalam
kloroform mengikuti hokum Lambert-Beer dalam range konsentrasi yang lebar.
IV. Teori
Dasar
Ektraksi pelarut adalah suatu metode pemisahan berdasarkan
transfer suatu zat terlarut dari suatu pelarut kedalam pelarut lain yang tidak
saling bercampur. Menurut Nerst, zat terlarut akan terdistribusi pada kedua
solvent sehingga perbandingan konsentrasi pada kedua solvent tersebut tetap
untuk tekanan dan suhu yang tetap (Khopkar, 1990).
Ekstraksi pelarut terutama digunakan bila pemisahan campuran
dengan cara destilasi tidak mungkin dilakukan (misalnya karena pembentukan
aseotrop atau karena kepekaannya terhadap panas) atau tidak ekonomis. Seperti
ekstraksi padat-cair, ekstraksi cair-cair selalu terdiri atas sedikitnya dua
tahap, yaitu pencampuran secara intensif bahan ekstraksi dengan pelarut, dan
pemisahan kedua fasa cair itu sesempurna mungkin (Khopkar, 1990).
Ekstraksi cair-cair dengan pengkelat logam adalah salah satu
aplikasi utama ekstraksi cair-cair yaitu ekstraksi selektif ionlogam
menggunakan agen pengkelat. Sayangnya beberapa agen pengkelat memiliki
keterbatasan kelarutan dalam air atau subyek untuk hidrolisis atau oksidasi
udara dalam larutan aqueous. Karena alasan ini agen pengkelat ditambahkan ke
pelarut organic sebagai ganti fasa aqueous. Agen pengkelat diekstrak ke fasa
aqueous yang reaksinya membentuk kompleks logam-ligan yang stabil dengan ion
logam. Kompleks logam-ligan kemudian terekstrak ke fasa organik. Efisiensi
ekstraksi ion logam bergantung pada pH (Khopkar, 1990).
Pada umumnya ion-ion logam tidak larut dalam pelarut organik
non polar. Ion logam harus diubah menjadi bentuk molekul yang tidak bermuatan
dengan pembentukan kompleks agar ion logam tersebut dapat terekstrak ke dalam
pelarut organik non polar. Senyawa kompleks adalah suatu senyawa dimana ion
logam bersenyawa dengan ion atau molekul netral yang mempunyai sepasang
atau lebih elektron bebas yang berikatan secara kovalen koordinasi (Effendy,
2007).
Ion logam dalam senyawa kompleks disebut ion pusat, sedangkan
ion atau molekul netral yang mempunyai pasangan elektron bebas disebut ligan.
Kompleks kelat atau sepit adalah kompleks yang terbentuk apabila ion pusat
bersenyawa dengan ligan yang mempunyai dua atau lebih gugus. Banyaknya ikatan
kovalen koordinasi yang terjadi antara ligan dengan ion pusat disebut bilangan
koordinasi. Pembentukan kompleks oleh ligan bergantung pada kecenderungan untuk
mengisi orbital kosong dalam usaha mencapai konfigurasi elektron yang
lebih stabil. Untuk memudahkan ekstraksi maka ion logam yang bermuatan harus
dinetralkan oleh ion atau molekul netral menjadi kompleks tidak bermuatan
(Khopkar, 1990).
Kompleks kelat merupakan asam lemah (HL) yang terionisasi
dalam air dan terdistribusi dalam fase organik dan fase air, serta dengan ion
logam dapat membentuk ion kompleks yang netral dan mudah larut dalam fase
organik (Day dan Underwood, 1989). Salah satu keuntungan menggunakan agen
pengkelat adalah derajat selektifitas tinggi. Efisiensi ekstraksi untuk kation
divalent meningkat dari 0-100% disekitar 2 unit pH. lagipula konstanta
pembentukan kompleks logam-ligan bervariasi diantara ion logam. Akibatnya,
perbedaan signifikan muncul dalam range pH dimana ion logam yang berbeda
menaikkan efisiensi ekstraksi dari 0-100% (Day dan Underwood, 1989).
Penentuan kadar nikel dilakukan dengan metode
spektrofotometri, dimana diketahui kompleks berwarna Ni(DMG)2 dalam
khloroform mengikuti hukum Lambert-Beer dalam range konsentrasi yang lebar.
Sebagaimana diketahui warna adalah salah satu kriteria untuk mengidentifikasi
suatu objek. Pada analisis spektrokimia spektrum radiasi elektromagnetik
digunakan untuk menganalisis spesies kimia dan menelaah interaksinya dengan
radiasi elektromagnetik (Khopkar, 1990).
Spektrofotometri didefinisikan suatu metoda analisis
kimia berdasarkan pengukuran seberapa banyak energi radiasi diabsorpsi
oleh suatu zat sebagai fungsi panjang gelombang. Agar lebih mudah memahami
proses absorpsi tersebut dapat ditunjukkan dari suatu larutan berwarna.
Misalnya larutan tembaga sulfat yang nampak berwarna biru. Sebenarnya
larutan ini mengabsorpsi radiasi warna kuning dari cahaya putih dan meneruskan
radiasi biru yang tampak oleh mata kita (Arsyad, 1997).
Proses absorpsi ini kemudian dapat dijelaskan bahwa suatu
molekul/atom yang mengabsorpsi radiasi akan memanfaatkan energi radiasi
tersebut untuk mengadakan eksitasi elektron. Eksitasi ini hanya akan terjadi
bila energi radiasi yang diperlukan sesuai dengan perbedaan tingkat energi dari
keadaan dasar ke keadaan tereksitasi dan sifatnya karakteristik (Khopkar, 1990).
I. Pembahasan
Ekstraksi pelarut
merupakan metode pemisahan berdasarkan transfer suatu zat terlarut dari suatu
pelarut ke dalam pelarut lain yang tidak saling bercampur, dimana pada
percobaan ini bertujuan untuk memisahkan logam Ni dari campurannya dengan
ekstraksi pelarut dan menentukan kadar Ni dalam sampel dengan metode
spektrofotometri.
Ni merupakan ion
logam yang tidak dapat larut dalam senyawa non polar. Oleh karena itu, Ni
diubah menjadi senyawa non polar dengan cara membentuknya menjadi senyawa
kelat. Agen pengkelat yang digunakan pada percobaan ini adalah Dimetilglikosin
(DMG). Ion logam Ni2+ dijadikan kompleks terlebih dahulu dengan DMG
menjadi senyawa kompleks Ni(DMG)2 agar dapat terekstraksi ke fasa
organic yang kemudian diukur absorbansinya pada panjang gelombang 420 nm.
Pada awalnya,
membuat larutan standard dan preparasi sampel terlebih dahulu sebelum dilakukan
ekstraksi.Larutan standar utama di buat dengan melarutkan Kristal NiSO4.6H2O
ke dalam larutan HNO3 6M.kemudian ditambah dengan NaOH 4M dan CH3COOH,
barulah di encerkan ke dalam labu ukur 100 mL.
Kemudian pada
proses ekstraksi, larutan standar dengan volume yang bervariasi yaitu 0,5 mL,
0,1 mL, 1 mL, dan 1,5 mL di masukkan ke dalam tabung reaksi. Begitu pula dengan
larutan sampel dan blanko. Kemudian setiap larutan ditambah 0,5 gram Na-tatrat,
pada saat penambahan ini semua larutan larut dan berwarna putih keruh.
Penambahan Na-tatrat ini berfungsi untuk membentuk kompleks dengan Fe (III)
yang ada di dalam campurannya.Kemudian ditambah 5 mL larutan buffer asetat,
Natrium Tiosulfat, dan Hidroksilamin HCl 1%.Fungsi penambahan buffer asetat
yaitu untuk membuat suasana larutan menjadi sedikit asam karena Ni2+
membentuk kompleks dengan DMG pada suasana sedikit asam atau tepat basa.
Penambahan Natrium Tiosulfat sebelum ekstraksi berfungsi untuk membentuk
kompleks anionic Cu(S2O3)2-yang tidak
terekstrak ke dalam kloroform. Lalu, hidroksilamin HCl ditambhakna untuk
mencegah oksidasi Ni(DMG)2 menjadi kompleks Ni dengan DMG yang
berbeda spectrum absorbansinya.Semua sampel pada penambahan bahan tidak
mengalami perubahan.Namun ketika ditambah dengan DMG 1% masing-masing volume
larutan berbeda pengamatannya. 0,1 mL larutan standar larutannya berwarna
kuning, 0,5 mL larutan standar larutannya berwarna jingga, 1 mL larutan standar
larutannya berwarna merah muda, dan 1,5 mL larutan standar larutannya berwarna
merah. Terakhir yaitu di ekstraksi dengan kloroform, semua larutan terbentuk 2
fasa. Pada 0,1 mL fasa atasnya berwarna putih, fasa bawah larutan agak kuning.
Pada 0,5 mL fasa atasnya berwarna putih, fasa bawahnya larutan kuning. Pada 1
mL fasa atasnya larutan putih, fasa bawahnya larutan agak jingga. Pada 1,5 mL
fasa atasnya larutan putih, dan fasa bawahnya larutan merah. Pada larutan
sampel, setelah di tambah DMG larutan berwarna merah muda, dan setelah
diekstraksi dengan kloroform terbantuk 2 fasa dengan fasa atasnya putih dan
fasa bawahnya kuning bening.Pada blanko dengan aquadest, setelah ditambah DMG
larutan menjadi putih keruh, dan setelah diekstraksi dengan kloroform terbentuk
2 fasa dengan fasa atas putih keruh dan fasa bawah tidak berwarna.Percobaan ini
tidak dilakukan penyaringan karena antara fasa atas dan bawah tidak tercampur
dan fasa bawahnya masih mudah di ambil dengan menggunakan pipet tetes.
Kemudian, setiap
larutan di ukur absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometer.Dimana
larutan fasa bawahnya di ambil dan dimasukkan ke dalam kuvet.Senyawa kompleks
yang terbentuk ke dalam fasa organic ini
selain Ni(DMG)2 yaitu senyawa kompleks Cu dan Fe. Panjang gelombang
yang digunakan adalah 420 nm karena pada panjang gelombang ini spesifik untuk
menyerap cahaya yang ditimbulkan oleh senyawa kompleks Ni(DMG)2 dan
cahaya dari senyawa kompleks lain itu tidak dapat diserap.
Setelah di ukur
dengan spektrofotometer, didapat absorbansinya yaitu pada sampel = 0,443,
blanko = 0, larutan standar 0,1 mL = 0,023, larutan standar 0,5 mL = 0,021,
larutan standar 1 mL = 0,262, dan larutan standar 1,5 mL = 0,495. Setalah
perhitungan, di dapat kadar Ni dalam sampel sebesar 8,66%.
II. Kesimpulan
-
Logam Ni dapat dipisahkan dengan menggunakan
pelarut kloroform dengan membentuk kompleks Ni(DMG)2 berwarna merah
muda.
-
Kadar Ni dalam 0,1 gram sampel adalah 8,66%
atau 0,00866 gram.
Daftar
Pustaka
Arsyad, M. N. 1997. Kamus Kimia Arti dan Penjelasan Istilah.
Jakarta. Gramedia
Effendy. 2007. Kimia Koordinasi. Malang. Bayumedia
Khopkar, S. M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta. UI
Press
Tim
Penyusun. 2013. Modul Praktikum Kimia
Analitik II. Bandung
Underwood, A. L dan Day, R. A. 1989.Analisis Kimia Kuantitatif edisi Kelima.
Jakarta. Erlangga